Pendidikan Moderasi Beragama: Pengalaman Beragama Siswa di Desa Multiagama
Rp85.000
Judul : Pendidikan Moderasi Beragama: Pengalaman Beragama Siswa di Desa Multiagama
Penulis : Sigit Priatmoko
Sinopsis Buku :
Tingkat intoleransi yang mengarah pada radikalisme di Indonesia masih sangat tinggi. Hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri (PPIM UIN) Syarif Hidayatullah menyatakan demikian (Nisa et al., 2018). Survei yang mengangkat isu keberagaman di kalangan siswa, mahasiswa, guru, dan dosen tersebut mengungkap bahwa 58, 5% dari total responden mempunyai pandangan yang cenderung radikal, dan bersikap intoleran, baik kepada sesama pemeluk agama, Muslim (51, 1%), dan pemeluk agama lain (34, 3%). Hal yang sama juga diungkap oleh riset yang dilakukan Setara Institute. Pada tahun 2018 tercatat ada 109 peristiwa yang berkaitan dengan pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan (Setara Institute, 2018). Bahkan, Setara mencatat terjadinya peningkatan kasus intoleransi dan diskriminasi yang dialami oleh kalangan agama minoritas di tahun 2019, yaitu sebesar 200 kasus (Setara, 2020).
Pada tahun 2020 ragam kasus yang mengindikasikan melemahnya tingkat moderasi beragama di Indonesia masih terjadi. Beberapa kasus tersebut diantaranya adalah pembangunan fasilitas rumah dinas pendeta di Gereja Kristen Protestan Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) Kecamatan Napagaluh, Kabupaten Aceh Singkil yang mengalami hambatan (Utomo, 2020). Kemudian, adanya pelarangan ibadah yang terjadi di Cikarang, Jawa Barat (Setiawan, 2020), dan gangguan sekelompok orang terhadap jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kota Serang Baru (Raharjo, & Sari, 2020).
Reviews
There are no reviews yet.