Teori Sosiologi Perspektif dan Tema: Evolusionisme dan Modernisme
Rp200.000
Judul : Teori Sosiologi Perspektif dan Tema: Evolusionisme dan Modernisme
Penulis : Aniek Rahmaniah, Ni’matuz Zuhroh
Sinopsis Buku :
Dunia senantiasa berubah, demikian juga kehidupan sosial. Para cendekiawan menandai tonggak peradaban dengan menunjuk pada dua revolusi penting, yakni Revolusi Prancis dan Revolusi Industri, sebagai titik-ubah sejarah peradaban manusia. Revolusi Perancis mengganti tata politik aristokratis dengan faham liberte, egalite, dan fraternite yang mendorong terbentuknya tata politik dunia yang baru, demokrasi yang memerdekakan, dan persaudaraan umat manusia. Sementara itu, Revolusi Industri mengubah pola kehidupan agrarian menjadi pola industri yang menawarkan berbagai peluang bagi kreativitas inovatif manusia untuk mengembangkan teknologi produksi demi kehidupan yang lebih “mudah dan nyaman”.
Isu tentang perubahan sosial atau evolusi sosial telah menjadi sasaran kajian sosiologi sejak dari awal kelahirannya. Sosiologi lahir pada abad ke-19 sebagai upaya untuk memahami transformasi fundamental masyarakat, dari masyarakat tradisional ke masyarakat industri yang modern. Kemunculan tatanan masyarakat urban, industrial, dan kapitalis menandai kelahiran tatanan ini. Pada abad ke-20, dunia juga mengalami transisi mendasar yaitu dengan kejayaan modernitas yang secara bertahab menjangkau seluruh dunia dan merupakan bentuk kehidupan sosial baru. Kehidupan sosial baru ini juga pada akhirnya melahirkan pemikiran baru yang disebut dengan pascamodern. Pemikiran evolusioner dalam sosiologi menempati kedudukan yang penting sejak awal. Auguste Comte (1798-1857), pencetus sosiologi, berkeyakinan bahwa kemanusiaan (humanity) bergerak maju melalui tiga tataran pemikiran dan tipe-tipe masyarakat yang sesuai: teologis, metafisis, dan positivis.
Cara-cara suatu pemikiran dibangun sangat penting dalam menentukan sifat dasar suatu masyarakat karena juga berpengaruh atas pandangan mengenai otoritas yang absah (legitimate). Tema tentang legitimasi ini kerap sekali muncul dalam karya para teoritisi kontemporer seperti Habermas. Herbert Spencer (1820-1903) kemudian mengadopsi konsep teori evolusioner Darwin, dengan menyetujui bahwa masyarakat juga bergerak maju dari bentuk yang lebih sederhana menuju yang lebih kompleks. Spencer berkeyakinan bahwa terdapat kecenderungan berpindah secara halus (inexorable) menuju diferensiasi, baik dalam kasus organisme menjadi spesies maupun dalam kasus masyarakat menjadi struktur yang lebih terdiferensiasi (terspesialisasi). Diferensiasi ini ekuivalen dengan yang diidentifikasi para ekonom sebagai the division of labor dan menurut Spencer, dipermudah oleh semakin meluasnya suatu masyarakat. Talcott Parsons memasukkan proses diferensiasi ini ke dalam model evolusionernya.
Reviews
There are no reviews yet.