Perbandingan Implementasi Manajemen Pembelajaran IPA Di Berbagai Negara
Rp100.000
Judul : Perbandingan Implementasi Manajemen Pembelajaran IPA Di Berbagai Negara
Penulis : Suciati
Sinopsis Buku :
Manajemen pembelajaran merupakan suatu sistem pengarahan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan yang dilakukan secara terencana, yang mencakup beberapa hal diantaranya manajemen pembelajaran, manajemen kesiswaan, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan untuk proses pelaksanaan pendidikan. Manajemen yang baik akan menentukan baik buruknya pembelajaran. Bagaimana seorang guru menggunakan metode yang tepat, penyediaan alat belajar yang cukup, dan suasana kelas yang kondusif serta menyenangkan menjadi langkah yang perlu dilakukan dalam menerapkan manajemen pembelajaran yang baik agar dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan seperti yang diharapkan. Di lembaga pendidikan, guru menjadi orang pertama yang bertugas membimbing, mengajar, mendidik dan melatih siswa untuk mencapai kedewasaan. Oleh karena itu, guru mempunyai kewajiban untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran agar setiap materi yang disampaikan berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya dan dapat dipahami dengan baik oleh siswa sehingga memiliki manajemen pembelajaran yang baik (Zulyani, 2016).
Pembelajaran IPA yang berlandaskan aktivitas siswa sangat perlu dilaksanakan, karena pada dasarnya siswa mempunyai rasa keingintahuan yang sangat kuat, yang biasa ditandai oleh kecenderungan siswa yang senantiasa kagum dan heran terhadap hal-hal yang baru dan menantang. Dalam proses pembelajaran IPA, guru yang selalu menggunakan metode ceramah saat penyampaian materi dan siswa hanya bertugas mendengarkan, membaca buku, dan mencatat tanpa memperhatikan tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran membuat guru terlihat masih bersikap malas untuk kreatif dalam pembelajaran dengan metode lain yang menunjang proses belajar mengajar. Hal tersebut menyebabkan interaksi multi arah antara guru dengan siswa dan antar siswa tidak terjadi. Padahal, interaksi multi arah sangatlah penting untuk mengembangkan aspek sosial siswa, sehingga siswa tidak mempunyai sikap percaya diri, yang menyebabkan rendahnya keaktifan siswa dalam belajar (Setiyani, 2019).
Reviews
There are no reviews yet.