Strategi Pembelajaran Sosiologi Dalam Konteks Merdeka Belajar

Rp75.000

Only 3 item(s) left in stock.
+
  •  Tanya Kami

    Strategi Pembelajaran Sosiologi Dalam Konteks Merdeka Belajar

    Rp75.000

    Tanya Kami

      ... Orang melihat ini sekarang

      Share
    Keamanan Transaksi TerjaminTrust

    Judul : Strategi Pembelajaran Sosiologi Dalam Konteks Merdeka Belajar

    Penulis : Fatimah Azis, Hasnita, Rahmiati, Ahmad Sawali, Roy Hartono, Rijaluddin, Mathias Gobay

    Sinopsis Buku :

    Filosofi Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara dalam pengembangan budi pekerti yaitu (olah cipta, olah karya, olah karsa, dan olah raga) yang terpadu menjadi satu kesatuan. Hasil pemikiran Ki Hajar Dewantara antara lain:

    1. Prinsip kepemimpinan sebagai seorang pendidik yaitu Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan peserta didik). Kemudian Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-ide yang mendukung), dan yang terakhir Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi).
    2. Sistem pendidikan yang dilakukan yaitu menggunakan Sistem Among yang artinya pendidik itu menjaga, membina, dan mendidik dengan kasih sayang.
    3. Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat.
    4. Asas-asas dalam pendidikan ada 5 yaitu :
    • Asas Kemerdekaan
    • Asas Kodrat Alam
    • Asas Kebudayaan
    • Asas Kebangsaan
    • Asas Kemanusiaan

    Ki Hajar Dewantara selaku Bapak Pendidikan Nasional, berulang kali menekankan bahwa ‘Kemerdekaan Dalam Belajar’ dimana peserta didik bisa mengembangkan sesuai bakat dan minatnya dalam berkarya. Dari berbagai literatur, gagasan ini boleh jadi bermula karena pria yang disebut Soewardi Surjaningrat itu menolak betul praktik pendidikan yang mengandalkan kekerasan dan berjuang menyebarkan konsep pendidikan ala ‘Taman Siswa’. Jadi dapat disimpulkan bahwa, “Jadi yang punya kehendak itu peserta didik, bukan pamong/pendidik, yang memaksakan kamu harus jadi hijau, atau harus jadi merah. Untuk itu kemudian timbul ‘Tut Wuri Handayani’.

     

    Tut Wuri Handayani berarti mendorong dan menguatkan. Namun, menurut Ki Priyo, cara mendorong dan memberi kekuatan belajar tak boleh sembarangan. Rentang kendali harus tetap ada, agar asa menjadi manusia tetap terjaga.

     

    Merdeka Belajar bermakna kemerdekaan belajar, yakni memberikan kesempatan belajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada peserta didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira, tanpa stress dan tekanan, dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka, sehingga mereka mempunyai portofolio yang sesuai dengan kegemarannya.

     

    Dalam merdeka belajar pendidik diberi kesempatan menentukan sendiri level kurikulum yang sesuai dengan peserta didik dan juga cara mengajar. Pendidikan yang memerdekakan dapat dipahami dalam tiga pemahaman yaitu: menanamkan nilai-nilai yang benar dan mengubah individu yang belajar, mengedepankan nilai harkat dan martabat manusia, dan merestorasi kehidupan manusia. Dalam Merdeka Belajar guru didorong untuk menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif, terlebih model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi.

    Dengan Konsep Merdeka Belajar peserta didik diharapkan tidak merasakan bosan dalam proses pembelajaran yang diikuti. Peran pendidik dalam konsep merdeka belajar adalah melakukan mentoring serta diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah. Sedangkan pada penilaian, difokuskan bukan lagi nilai, melainkan proses berjuang.

    Buka ini hadir dan fokus pada strategi pembelajaran sosiologi diera meredeka belajar. Berbicara tentang strategi, Strategi pembelajaran itu sendiri merupakan rencana atau rangkaian kegiatan yang termasuk penggunaan model, metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran sosiologi dalam dunia pendidikan bersifat positif, artinya pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk menggugah daya nalar, logis dan daya kritis peserta didik terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungannya maupun masyarakat.

    Mari belajar sosiologi dengan berbagai strategi, bahwa strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan antara pendidik dan peserta didik dalam suatu kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Strategi berarti pilihan pola dalam kegiatan belajar mengajar yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat dicapai secara maksimal. Seorang pendidik di tuntut untuk memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antara isi komponen pengajaran sesuai kurikulum merdeka belajar.

    Based on 0 reviews

    0.00 Overall
    0%
    0%
    0%
    0%
    0%
    Be the first to review “Strategi Pembelajaran Sosiologi Dalam Konteks Merdeka Belajar”

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Reviews

    There are no reviews yet.

    Close Keranjangku
    Close Daftar Keinginan
    Recently Viewed Close
    Close

    Close
    Navigation
    Kategori